Secara genetik, anak yang memiliki orang tua dengan riwayat alergi memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita alergi juga walaupun jenis alergi yang diderita bisa berbeda dengan orang tuanya. Menurut para ahli, apabila salah satu orang tuanya memiliki alergi maka anak memiliki kemungkinan 30% menderita alergi. Dan apabila kedua orang tuanya memiliki alergi, maka kemungkinan anak menderita alergi sebesar 50%. Perlu anda ketahui bahwa alergi tidak ditularkan melalui ASI karena alergi bukanlah suatu penyakit menular. Jika anda ingin mengurangi resiko anak anda memiliki alergi, anda bisa melakukan pencegahan sejak masa kehamilan. Ibu hamil harus menghindari perokok aktif dan tentunya tidak merokok. Lalu ketika bayi sudah lahir, anda bisa memberikan ASI eksklusif karena ASI dapat mencegah timbulnya alergi pada anak. Namun apa yang harus dilakukan ketika anak memiliki alergi terhadap ASI, padahal sangat penting untuk memberikan ASI eksklusif?
Untuk mengatasi alergi susu ASI, ada beberapa hal yang bisa anda lakukan. Namun sebelumnya anda harus mengetahui segala hal terkait alergi dahulu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ASI sangat penting dalam tumbuh kembang anak ketika masih bayi dan dapat mencegah timbulnya reaksi alergi karena dapat memperkuat sistem imun tubuh. Akan tetapi apa yang dimakan oleh ibu bisa masuk ke dalam ASI dan membuat anak terpapar berbagai macam kandungan dalam makanan yang tidak diketahui apakah berdampak terhadap kesehatan bayi atau tidak. Misalnya saja membuat anak terpapar pemicu alergi. Misalnya saja ketika ibu memakan susu sapi, maka protein yang ada di dalam susu sapi yaitu kasein dan whey bisa masuk ke dalam ASI dan ikut dikonsumsi oleh anak. Sangat penting untuk mengetahui makanan apa saja yang dikonsumsi ibu sebelum memutuskan bahwa anak anda memiliki alergi terhadap susu ASI.
Sebagai ibu yang masih memberikan ASI eksklusif, disarankan untuk mengkonsumsi banyak sayur dan menjaga pola makan terutama terkait lemak dan karbohidrat. Karena konsumsi lemak dan karbohidrat yang terlalu banyak dapat menyebabkan peradangan atau inflamasi di dalam tubuh sehingga dapat memicu reaksi imunitas yang lebih keras daripada biasanya. Kurangi mengkonsumsi berbagai makanan yang memiliki potensi sebagai pemicu alergi seperti telur, kerang, udang, susu sapi dan lain sebagainya karena pencernaan bayi masih belum berkembang dengan sempurna. Ketika anak sudah lebih besar, anda bisa mengenalkan anak berbagai macam makanan tersebut agar tubuh anak toleran. Lebih baik mencegah timbulnya alergi daripada harus mengatasi alergi susu ASI.
Untuk mengetahui secara pasti apakah anak anda memiliki alergi terhadap susu ASI atau alergi terhadap makanan lainnya, anda bisa melakukan tes alergi. Untuk melakukannya, anda harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena perlakuan untuk anak-anak dan dewasa berbeda. Bisa saja untuk dewasa, anda bisa melakukan berbagai macam tes alergi, namun untuk bayi tidak diperbolehkan. Anda harus lebih berhati-hati jika ingin melakukan sesuatu terhadap bayi.
Apalagi dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa setidaknya ada 2 hingga 3% bayi yang menunjukkan gejala alergi ketika sedang menyusui (mengkonsumsi ASI). Maka dari itu sangat penting untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap bayi anda dan juga makanan yang anda konsumsi. Beberapa gejala alergi yang bisa timbul pada bayi ketika alergi terhadap susu ASI adlaah sakit perut, timbulnya ruam atau kulit kemerahan, gatal-gatal, muntah, sulit bernapas, diare dan lain sebagainya setelah menyusu. Apabila anda melihat gejala-gejala tersebut, maka anda harus bisa mengatasi alergi susu ASI dengan memberikan penanganan pertama selagi anda membawanya ke dokter.
Penyebab terjadinya alergi tersebut sebenarnya bukanlah dari ASI yang dikonsumsi bayi, namun dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Karena kandungan yang ada di dalam makanan tersebut dapat masuk ke ASI dan ikut terkonsumsi oleh bayi. Gejala alergi biasanya akan hilang dengan sendirinya, bisa hilang dalam waktu beberapa jam, bahkan dalam beberapa minggu. Walaupun tetap muncul gejala alergi, anda tidak boleh menghentikan pemberian ASI karena yang menjadi masalah bukan ASI. Apabila anda menghentikan pemberian ASI dan menggantinya dengan susu formula, hal tersebut malah menjadi permasalahan karena dapat mengurangi nutrisi yang didapatkan bayi dan bayi menjadi lebih rentan terkena alergi akibat protein yang terkandung dalam susu sapi. Protein pada susu sapi merupakan penyebab terbesar dalam alergi makanan, yaitu 50-65% penyebab alergi makanan berasal dari susu sapi.
Yang harus anda lakukan adalah membuat pola diet makanan yang baik sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya alergi pada bayi akibat kandungan pada makanan yang masuk ke ASI dan terminum oleh bayi. Tapi jangan sampai ibu menyusui kekurangan nutrisi, anda bisa berkonsultasi dengan dokter dalam membuat diet makanan yang baik.